BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah satu unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah
bahasa. Bahasa atau sistem perlambangan manusia
yang lisan maupun tulisan adalah alat untuk berkomunikasi satu dengan yang
lain. Setiap suku bangsa memiliki ciri-ciri yang bervariasi dalam penggunaan
bahasa yang diucapkan. Seorang antropolog dalam mendeskripsikan bahasa suatu
suku bangsa tentu berbeda dengan yang dilakukan oleh seorang ahli bahasa
khusus. Terutama mengenai susunan sistem fonetik, fonologi, sintaksis, dan
semantik yang akan menghasilkan suatu buku khusus, yaitu suatu buku tata bahasa
tentang bahasa yang bersangkutan. Semua itu adalah kajian yang mendalam dari
seorang ahli bahasa khusus.
Maka kajian yang dilakukan seorang antroplog adalah
berusaha mengumpulkan data tentang ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa
tertentu, luas batas penyebarannya, variasi geografi, dan variasi menurut
lapisan sosialnya. Menentukan batas penyebaran suatu bahasa memang tidak mudah,
dan hal ini disebabkan karena di daerah perbatasan antara daerah tempat tinggal
dua suku bangsa, hubungan antara individu warga masing-masing suku bangsa tadi
sering kali sangat intensif sehingga ada proses saling pengaruh mempengaruhi
antara unsur-unsur bahasa dari kedua belah pihak.
Selain itu, sangat diperlukan mencari hubungan antara
unsur-unsur bahasa dengan berbagai wujud budaya. Wujud budaya terdiri dari
wujud gagasan atau ide, wujud prilaku atau tindakan berpola, dan wujud
benda-benda hasil buatan manusia. Dalam hal ini hubungan tersebut juga yang
akan mempengaruhi perubahan budaya yang terjadi di suatu masyarakat. Oleh sebab
itu, kajian tentang hubungan antara unsur-unsur budaya, wujud budaya dan
perubahan budaya akan sangat membantu seorang antropolog untuk menelusuri berbagai
fenomena yang terjadi pada manusia.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1)
Apa yang dimaksud unsur-unsur budaya dan bahasa?
2)
Bagaimana hubungan antara bahasa dengan wujud budaya?
3)
Bagaimana hubungan antara bahasa dengan perubahan budaya?
1.3
TUJUAN PENULISAN
1)
Dapat mengetahui definisi unsur-unsur budaya dan bahasa.
2)
Dapat mengetahui hubungan antara bahasa dengan wujud budaya.
3)
Dapat mengetahui hubungan antara bahasa dengan perubahan budaya.
1.4
MANFAAT PENULISAN
Sebagai pengembangan ilmu dalam mata kuliah dasar-dasar
antropologi dan dapat menjadi rujukan untuk penyusunan makalah selanjutnya yang
berhubungan dengan kajian ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Unsur Budaya Dan Bahasa
2.1.1 Pengertian Bahasa
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia
memerlukan komunikasi untuk dapat berinteraksi. Bahasa adalah salah satunya,
bahasa sebagai alat komunikasi
berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat
menyatukan berbagai ide atau gagasan.
Dapat
menjumpai berbagai rumusan mengenai hakikat bahasa. Rumusan-rumusan tersebut
menimbulkan beberapa ciri dari bahasa, antara lain, bahwa bahasa itu adalah
sebuah sistem lambang, berupa bunyi, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi. Menurut KBBI, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang aribtrer,
yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri.
Sedangkan menurut Abdul Chaer dan Leonie
Agustina didalam bukunya yang berjudul Sosiolinguistik dikatakan bahwa, bahasa
adalah sebuah system yang artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
2.1.2 Pengertian Unsur Budaya
Kroeber dan Kluckhom mengelompokkan
definisi mengenai kebudayaan menjadi enam golongan menurut sifat definisi
diantaranya yaitu:
1. Definisi yang deskriptif, yakni definisi
yang menekankan pada unsur-unsur kebudayaan
2. Definisi yang historis, yakni definisi
yang menekankan bahwa kebudayaan
itu diwarisi secara kemasyarakatan.
3. Definisi normatif, yakni definisi yang
menekankan hakikat kebudayaan sebagai aturan hidup dan tingkah laku.
4. Definisi yang psikologis, yakni definisi
yang menekankan pada kegunaan kebudayaan dalam penyesuaian diri kepada
lingkungan, pemecahan persoalan, dan belajar hidup.
5. Definisi yang struktural, yakni definisi
yang menekankan sifat kebudayaan sebagai suatu sistem yang berpola dan teratur
6. Definisi yang genetic, yakni definisi
yang menekankan pada terjadinya kebudayaan sebagai hasil manusia
Menurut
koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua
bangsa di dunia. Ketujuh unsur tersebut, bahasa, sistem pengetahuan, organisasi
sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian sistem
religi, kesenian.
2.2
Hubungan Bahasa Dengan Wujud Budaya
Bahasa sebagai
salah satu unsur budaya tentunya memiliki hubungan dengan wujud budaya. Menurut
Koentjaraningrat (2009: 150), kebudayaan memiliki tiga wujud, antara lain:
1.
Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,
dan peraturan, dan sebagainya.
2.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
2.2.1
Bahasa dalam Wujud Gagasan atau Ide
Setiap masyarakat pasti mempunyai
kebudayaan, dan pasti pula mempunyai bahasa, baik bahasa
lisan maupun tulisan. Bahasa sebagai alat komunikasi antar individu. Dalam
interaksinya itu bahasa sangat memegang peranan penting dalam perkembangan
kebudayaan.
Telah diketahui
bahwa bahasa merupakan salah satu aspek
kebudayaan. Kedudukan bahasa itu sangat penting sebab dengan bahasa inilah
kebudayaan disampaikan oleh generasi ke generasi. Misalnya adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
berkembang dari bahasa melayu yang timbulnya berlangsung perlahan-lahan, secara
terus menerus. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia beraneka ragam, sesuai dengan bahasa daerahnya sendiri.
Bahasa Indonesia sebagai hasil kebudayaan selalu mengalami perubahan, dan
selalu mendapat pengaruh dari bahasa daerah tadi.
Secara praktis pengertian bahasa dalam
kehidupan masyarakat tidak hanya berupa rangkaian kata-kata, susunan kalimat,
tata bahasa, melainkan mencakup pula ungkapan, konsep pribadi, nilai, pembakuan
dan norma yang hidup dalam masyarakat bersangkutan. Pelaksanaan pendidikan, penerangan, dan penyuluhan berlangsung
melalui media bahasa. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam berbudaya.
Dengan bahasa maka sekelompok masyarakat dapat berkomunikasi dengan kelompok
masyarakat lain. Selain itu bahasa dapat pula dijadikan sebagai sarana untuk
mengembangkan kebudayaan. Bahasa dapat juga dijadikan identitas dari sekelompok
masyarakat (negara). Ke dalam
bahasa ini masuk pula seni sastra, seni
drama sebagai realisasi bahasa sebagai salah satu asfek kebudayaan.
Dalam kehidupan di masyarakat,
bahasa menjadi media utama terjadinya asimilasi dan difusi unsur-unsur
kebudayaan akibat kemampuan dan keampuhan bahasa, interaksi sosial bertambah
lancar dan luas.
Telah disadari
bahwa bahasa itu ciri suatu bangsa. Ungkapan itu memiliki atau merupakan konsep
yang sangat luas. Artinya tidak hanya mengungkapkan bahwa tiap bangsa memiliki
bahasanya masing-masing melainkan juga mengungkapkan kualitas individu dan
intelektual dari bahasa yang bersangkutan. Bahasa selain sebagai alat kemajuan
bangsa juga mencerminkan kemajuan masyarakat.
Faktor bahasa harus difahami
benar-benar, terutama bahasa dalam masyarakat. Untuk dapat berintegrasi dalam
masyarakat, diharuskan menguasai
bahasa masyarakat yang bersangkuatan. Dengan kata lain, bahasa yang menjadi
media komunikasi dan informasi dapat digunakan untuk mencapai tujuan,
mengembangkan, dan memajukan masyarakat dengan lingkungannya.
Bahasa dapat dijadikan kunci dalam
segala bidang, baik ilmu pengetahuan, kebudayaan, ataupun kemasyarakatan.
Dengan adanya bahasa itu manusia dapat berfikir ke hal-hal yang lebih maju demi
meningkatkan dan mempertahankan diri dalam kehidupannya.
Dari uraian diatas kiranya
telah jelas bahwa kebudayaan tidak mungkin terwujud dan berkembang tanpa adanya
bahasa. Tanpa bahasa manusia akan mengalami
kesulitan besar untuk bekerjasama dengan sesamanya. Pada masyarakat Indonesia
maupun masyarakat majemuk lainnya, dikenal adanya ragam bahasa disamping adanya
bahasa nasional. Setiap bahasa daerah merupakan pencerminan dari kebudayaan dan
proses sosial yang terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. Di dalam
proses berbagai kalanganpun timbul
bahasa-bahasa khusus yang sesuai dengan kalangan kalangan itu (Suhendar &
Supinah, 1993: 41-43).
2.2.2
Bahasa dalam Wujud Prilaku atau Tindakan
Wujud bahasa dalam perilaku erat kaitannya
dengan bahasa sebagai alat komunkasi yang digunakan untuk berinteraksi, bekerja
sama dan mengidentifikasikan diri dalam suatu masyarakat. Adapun wujud bahasa
dalam prilaku diantaranya meliputi:
1.
Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi bahasa dapat
menyatukan seseorang dengan orang lain, seseorang dengan masyarakat, dan
menyatukan masyarakat dengan masyarakat lain.hubungan baik seseorang dengan
orang lain dapat terbina dengan menggunakan bahasa yang baik pula. Tidak
sedikit banyak orang berselisih paham gara-gara mengunakan bahasa yang kurang
baik. Dengan demikian, dalam berkomunikasi dengan sesama atau dengan masyarakat
kita harus menempatkan bahasa yang baik dan benar.
2.
Sebagai bentuk informasi
Sebagai informasi adalah fungsi
bahasa untuk memberitahukan atau menginformasikan berita atau sesuatu dari
seseorang kepada orang lain, seseorang klepada masyarakat bahkan antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lain. Berita, pengumuman, petunjuk pernyataan
lisan ataupun tulisan melalui media massa ataupun elektronik merupakan wujud
fungsi bahasa sebagai informasi.
3.
Sebagai bentuk ekspresi
Sebagai ekspresi bahasa merupakan
alat untuk menyampaikan ide-ide,
gagasan, perasaan, dan emosi
seseorang. Bahasa sebagai alat mengekpresikan diri ini dapat menjadi media
untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan
emosi, dan untuk menarik perhatian orang lain.
4.
Sebagai bentuk adaptasi dan integrasi
Dalam bentuk
adaptasi dan integrasi ini bahasa berfungsi untuk menyesuaikan dan membaurkan
diri dengan masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat dapat belajar
adat istiadat,kebudayaan, pola hidup, prilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka
menyesuaikan diri dengan semua ketentuan yang berlaku dalam masyarakat melalui
bahasa. Kalau seseorang mudah
beradaptasi dengan masyarakat di sekelilingnya, ia akan mudah membaurkan
(integrasi) diri dengan kehidupan masyarakat tersebut. Dengan bahasa manusia
dapat saling bertukar pengalaman dan menjadi bagian dari pengalaman itu. Mereka
memanfaatkan pengalaman itu untuk kehidupannya. Dengan demikian mereka merasa
saling terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya. Bahasa menjadi alat
integrasi (pembauran) bagi tiap manusia dengan maasyarakatnya.
5.
Sebagai bentuk kontrol sosial
Sebagai kontrol sosial adalah fungsi
bahasa untuk mempengaruhi sikap dan meyakinkan orang lain. Apabila fungsi ini
berlaku dengan baik maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik
pula. Sebagai contoh pendapat seorang tokoh masyarakat akan didengar dan
ditanggapi dengan tepat apabila ia dapat menggunakan bahsa yang komunikatif dan
persuasif. Kegagalannya dalam mennggunakan bahasa akan menghambat pula usahanya
dalam mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Dengan bahasa seseorang dapat
mengembangkan keperibadian dan nilai-nilai sosial pada tingkat yang lebih
berkualitas.
2.2.3
Bahasa dalam Wujud Benda-Benda atau Artefak.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang menyukai
simbol atau lambang yang dimaksudkan untuk menyatakan suatu hal tertentu atau
mengandung makna tertentu yang sering disebut dengan Homo simbolikum.
Sedangkan pengertian Bahasa menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi
diri. Sedangkan simbol pengertiannya adalah suatu seperti tanda atau lambang
(lukisan, lencana, dan sebagainya) yang menyatakan suatu hal tertentu dan
mengandung maksud tertentu.
Jika dikaitkan antara homo simbolikum,
bahasa dan simbol hal ini memiliki kesamaan dalam hal bahwa simbol adalah cara
berkomunikasi antara sesama manusia yang kemudian dikenal dengan istilah
bahasa. Kemudian karena manusia mampu berkomunikasi dengan menciptakan bahasa
melalui kebudayaannya maka manusia disebut dengan Homo Simbolikum.
Bahasa sebagai wujud kebudayaan berupa benda yaitu
berupa sebuah karya dan aktifitas, perbuatan sesama masyarakat. Dalam hal ini
adalah bahasa terbagi dalam dua bagian
yaitu bahasa dalam ragam lisan dan bahasa dalam ragam tulisan.
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang
diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi
pengungkapan dapat membantu
pemahaman. Adapun ciri-ciri mengenai ragam bahasa lisan diantaranya :
·
Memerlukan
kehadiran orang lain;
·
Unsur
gramatikal tidak dinyatakan lengkap;
·
Terikat
ruang dan waktu;
·
Dipengaruhi
tinggi rendahnya suara.
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang
digunakan melalui media tulis, tidak
terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelelengkapan struktur
sampai pada sasaran visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Ciri-ciri mengenai ragam bahasa tulis diantaranya:
·
Tidak
memerlukan orang lain;
·
Unsur
gramatikal dinyatakan secara lengkap;
·
Tidak
terikat ruang dan waktu;
·
Dipengaruhi
tanda baca.
Dalam wujud kebudayaan berupa benda adalah fisik dan
aktivitas, perbuatan dan karya sesama manusia, maka bahasa tulis dan tulisan
adalah merupakan kesatuan dari wujud itu. Bahasa di dunia ini tidak hanya
memiliki satu bahasa melainkan banyak bahasa suku maupun bangsa. Hal ini mensiratkan bahwa unsur
bahasa memang berlaku namun dalam perkembangannya berbeda dipengaruhi berberapa
faktor. Hal ini dapat kita lihat bahwa bahasa yang ada tadak hanya satu
melainkan banyak, contoh bahasa inggris, bahasa indonesia, bahasa jawa, atau
bahasa sunda.
Kemudian
dalam hal fisik bahasa mencakup tulisan. tulisan terdiri dari beberapa huruf
atau angka dengan kata lain memiliki simbol yang bermaksud tertentu, contoh
tertentu seperti Prasasti yang merupakan sesuatu
benda yang berupa contoh media tulisan.
2.3
Hubungan Budaya Dengan Perubahan Sosial
Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.
Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi sesuai
dengan fungsinya sebagai alat komunikasi. Koentjaraningrat mengatakan bahwa
bahasa adalah sistem perlambang manusia yang lisan maupun tertulis untuk
berkomunikasi satu dengan yang lain. Sebagai suatu sistem bahasa dan
sistemasti, bahasa memiliki pola dan tidak acak. Manusia sebagai makhluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri, tentu memiliki bahasa untuk berkomunikasi. Bunyi
– bunyi yang begitu beraneka ragam dan memiliki makna dalam wujud bahasa
merupakan hasil dari akal budi manusia yang cerdas. Bahasa bisa mengacu pada
kemampuan kognitif untuk belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem
tersebut, atau sekumpulan aturan untuk membentuk sistem tersebut.
Budaya atau kebudayaan
berasal dari kata buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan
akal) diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Koentjaraningrat, merumuskan tujuh unsur
kebudayaan universal yang merupakan intisari dari pendapat dari para sarjana
antropologi yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi
sosial, sistem pengetahuan, sistem religi dan kesenian. Ketujuh unsur
kebudayaan tersebut menurut Koentjaraningrat dimiliki oleh semua bangsa di
dunia. Tidak ada satupun bangsa – bangsa di dunia yang tidak memiliki ketujuh
unsur kebudayaan tersebut.
Budaya sebagai sesuatu yang bersumber dari akal budi manusia dan bukan
naluri tentu hanya dapat diwariskan dengan belajar. Budaya tidak diwariskan
secara biologis seperti naluri manusia yang diantaranya rasa lapar, lelah, atau
sifat – sifat hewani lainnya akan tetapi turut mempengaruhi kebudayaan.
Pewarisan budaya melalui proses belajar ini tentu menggunakan bahasa sebagai
media komunikasi dalam pewarisan budaya tersebut. Dalam pewarisan budaya tentu terjadi proses
interaksi menggunakan bahasa. Sebagaimana yang kita tahu, budaya dalam konteks
tata karma diwariskan degan caa belajar dan pembiasaan seperti dalam keluarga
menggunakan nasihat – nasihat. Pola hidup, adat istiadat, cara berpakaian dan
unsur kebudayaan yang lainnya dapat disampaikan melalui bahasa.
Proses perubahan
budaya, lebih lazim diakibatkan oleh kontak budaya dengan budaya asing. Masyarakat
yang tertutup dan bahkan tidak memiliki kontak dengan kebudayaan asing
kebudayaannya cenderung statis. Sebagai contoh masyarakat terpencil yang masih
hidup primitive dan kontak dengan budaya luar kebudayaannya tidak banyak
mengalami perubahan seperti suku–suku minoritas di wilayah Indonesia bagian
timur. Berbeda dengan masyarakat di pusat populasi yang budayanya terus
mengalami perubahan dikarenakan intensitas kontak dengan kebudayaan luar. Dalam
kontak dengan kebudayaan inilah dibutuhkan bahasa sebagai media kontak budaya
tersebut. Bahasa digunakan sebagai alat transfer budaya baik secara lisan
maupun tertulis agar lebih mudah diamati bahkan diterapkan. Akan sangat sulit
kontak budaya tanpa menggunakan bahasa sebagai media perantaranya. Tidak ada kontak
budaya yang tidak menggunakan bahasa sebagai media perantara baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2.4
Studi Kasus: Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia yang dipakai
sekarang berasal dari bahasa melayu.bahasa tersebut sejak lama digunakan
sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan, tidak
hanya digunakan di kepulauan Nusantara, tetapi digunakan diseluruh Asia
Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang
ditulis dengan bahasa Melayu.
Secara resmi bahasa indonesia
dikumandangkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Peresmian
nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa Indonesia
dijadikan alat perjuangan oleh kaum nasionalis (yang sekaligus bertindak sebagai
perencana bahasa) untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Peresmian nama itu juga menunjukan bahwa sebelum peristiwa Sumpah Pemuda, nama
bahasa Indonesia sudah ada. Fakta sejarah menunjukan bahwa tahun 1928 telah ada
gerakan kebangsaan yang menggunakan nama “Indonesia” dan dengan sendirinya pada
mereka telah ada suatu konsep tentang bahasa Indonesia.
Bahasa melayu sebagai salah satu
bahasa di Kepulauan Nusantara sudah sejak lama digunakan sebagai bahasa
perhubungan. Sejak abad ke-7 Masehi, bahasa Melayu atau lebih tepatnya bahasa
Melayu kuno yang menjadi cikal bakalnya telah digunakan telah digunakan sebagai
bahasa perhubungan di kerajaan Sriwijaya. Selain sebagai bahasa perhubungan,
pada zaman itu bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, sebagai
bahasa perdagangan, dan sebagai bahasa resmi kerajaan. Bukti-bukti sejarah
seperti prasasti Kedukan Bukit di Palembang (684), prasasti Kota Kapur di
Bangka Barat (686), prasasti Karang Brahi
antara Jambi dan sungai Musi (688) yang berisi prae-Nagari dan berbahasa
Melayu kuno memperkuat dugaan tersebut. Selain itu, prasasti Gandasuli di Jawa
tengah bertahun 632 juga berbahasa Melayu kuno menunjukan bahwa bahasa tersebut
tidak saja dipakai di Pulau Sumatra, tetapi juga di Pulau Jawa.
Beberapa alasan yang mendorong
dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan adalah sebagai berikut:
1.
Bahasa Indonesia merupakan lingua franca, yakni bahasa
perhubungan antar etnis di Indonesia, mengingat penyebaran bahasa tersebut
lewat sistem persekolahan dan dunia pers.
2.
Walaupun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa,
bahasa Sunda, dan bahasa Madura, bahasa Melayu memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas yang melampaui batas-batas wilayah bahasa lain.
3.
Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara yang
lain sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing.
4.
Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana sehingga relatif
mudah dipelajari. Dalam bahasa Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa seperti
dalam bahasa Jawa atau Bali atau pembedaan pemakaian bahasa kasar, bahasa halus
seperti dalam bahasa Sunda.
5.
Faktor psikologis, yaitu adanya kerelaan dan keinsafan dari penutur
bahasa Jawa dan Sunda, serta penutur bahasa-bahasa lain, untuk menerima bahasa
Melayu sebagai bahasa persatuan (nasional) karena manfaat-manfaat yang bisa
diperolehnya.
6.
Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dapat dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Bahasa Indonesia berintikan bahasa Melayu. Namun, di dalam
perkembangannya bahasa Indonesia banyak menerima pengaruh dari bahasa-bahasa
daerah dan bahasa-bahasa asing. Di samping itu, bahasa Indonesia sendiri
mengalami inovasi dan perkembangan kosakata dan strukturnya berdasarkan
kreativitas para pemakainya sendiri. Dengan demikian, pada akhirnya bahasa
Indonesia sekarang banyak mengalami perbedaan dengan bahasa asalnya: bahasa
Melayu.
Masih ada beberapa alasan lain
tentang pentingnya bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara
beratus-ratus bahasa di Nusantara. Penting tidaknya suatu bahasa dapat didasari
patokan, antara lain:
1.
Jumlah penutur
Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah penuturnya tidak
sebanyak penuttur bahasa Jawa atau bahasa Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah
itu ditambahkan penutur dwibahasawanyang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pertama atau kedua, kedudukannya dalam deretan jumlah penutur berbagai
bahasa di Indonesia ada dalam peringkat pertama.
2.
Luas penyebaran
Luas penyebaran jelas menempatkan bahasa Indonesia di baris depan.
Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai orang di daerah pantai timur
Sumatra, di Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah pantai kali mantan.
Sebagai bahasa kedua, pemencarannya dapat disaksikan dari ujung barat sampai ke
ujung timur dan dari pucuk utara sampai ke batas selatan negeri ini.
3.
Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya
Hal ini menunjukan bahwa bahasa Indonesia telah menjadi
satu-satunya wahana dalam penyampaian ilmu pengetahuan serta media untuk
pengungkapan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia dengan latar
belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda-beda.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa
Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (a) lambang kebanggaan Nasional,
(b) lambang identitas nasional, (c) alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda
latar belakang sosial budaya bahasanya, dan (d) sarana perhubungan antar budaya
dan antardaerah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa sebagai salah satu unsur budaya tentunya memiliki
hubungan dengan wujud budaya. Diantaranya bahasa dalam bentuk gagasan atau ide,
prilaku atau tindakan berpola, dan benda-benda atau artefak. Selain itu, bahasa
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan budaya pada masyarakat
tertentu. Bahasa digunakan
sebagai alat transfer budaya baik secara lisan maupun tertulis agar lebih mudah
diamati bahkan diterapkan. Dengan demikian, bahasa sebagai unsur budaya memiliki peran yang penting
dalam proses perkembangan kebudayaan yang terdapat di suatu masyarakat.
3.2
Kritik dan Saran
Suatu bangsa akan lebih mudah dalam mengembangkan
teknologi dan kemajuan sosial-ekonomi, apabila mereka memiliki loyalitas
terhadap bahasa yang menjadi identitas bangsanya. Maka, sebaiknya jika
pendidikan tentang bahasa lokal atau nasional harus lebih di tingkatkan
kualitas dan kuantitasnya, serta tanpa menghiraukan pengajaran khusus terhadap
bahasa internasional agar masyarakat yang di bentuk memiliki keahlian dalam
berkomunikasi dengan bangsa asing.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kosasih, E dan Wawan Hermawan. 2014. Bahasa Indonesia.
Bandung: Thursina
Suhendar dan
Supinah. 1993. Ilmu Budaya Dasar Suatu
Studi & Aplikasi . Bandung: Pionir Jaya